WISATA
RELIGI DI MAKAM SYECH MAULANA MALIK MAGHRIBI
PANTARAN
AMPEL BOYOLALI
Ampel sebagai salah satu wilayah kecamatan di
Kabupaten Boyolali memiliki banyak potensi. Selain sebagai penghasil komoditas
bahan pangan pokok seperti Jagung Kering, di Ampel juga
terdapat sebuah desa dengan banyak potensi
wisata. Tempat tersebut adalah Pantaran. Kalau mendengar kalimat Pantaran,
penulis akan teringat kembali masa lalu penulis. Sekitar 10 tahun yang lalu,
penulis memulai karir mengajarnya di SD N 1 Candisari Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali. Desa candisari memiliki banyak
daya tarik terhadap para wisatawan. Salah satunya adalah Wisata Religi di makam
Ki
Ageng Pantaran. Makam Ki Ageng Pantaran adalah salah satu dari
beberapa tempat yang di jadikan tempat wisata religi di Ampel Kabupaten Boyolali,
Selain makam itu sendiri ada pula petilasan Ki Kebo Kanigoro dan petilasan Syeh
Maulana Malik Maghribi. Menurut penduduk
setempat, Ki Ageng Pantaran adalah salah seorang tokoh penyebar agama Isalam
yang pernah hidup di zaman kerajaaan Demak. Jasa Ki Ageng Pantaran terkenal
di penduduk setempat, ketika berhasil mendidrikan masjid di tempat itu. “Masjid
inilah yang disebut masjid Pantaran yang artinya seumuran atau sepantaran
(Bahasa Jawa) dengan pembangunan masjid Demak Bintoro,” kata Joko Widianto
salah seorang teman sejawat penulis dan merupakan penduduk asli desa Candisari.
Menurutnya, wilayah yang kemudian dinamakan Desa Pantaran tersebut dulu keadaanya
tandus, kering dan tidak bisa ditanami. Tetapi kemudian mucul mata air besar
dari perut gunung Merbabu. Mata air tersebut sampai kini masih mengalir dan dikenal
dengan nama Air Terjun Sipendok. Airnya mengalir jernih melalui sungai yang
membelah Pantaran Desa Candi Kecamatan Ampel, bahkan di manfaatkan oleh
perusahaan air untuk memenuhi kebutuhan air penduduk di Wilayah Kecamatan Ampel
Kabupaten Boyolali.
Tepatnya berada di Pantaran Desa Candisari
Kecamatan Ampel, yang berjarak tempuh dari kota 7 km dari jalan raya Solo
Semarang Ampel. Pengunjung juga dapat menikmati pemandangan alam di kaki gunung
Merbabu dan air terjun Si Pondok. Selain
Itu Pantaran juga merupakan jalur alternative untuk mendaki gunung Merbabu
selain lewat jalur Selo atau jalur Kopeng. Banyak pendaki baik lokal maupun
dari daerah lain yang menggunakan jalur ini, meraka menyebutnya jalur Pantaran
atau jalur tengah. Di pantaran ada Upacara atau tradisi ritual Bukak Luwur sudah
menjadi tradisi setiap tahun yang
berlangsung secara turun temurun sejak nenek moyang, dilaksanakan pada hari
Jumat minggu terakhir di bulan Sura. Sejak pagi hari warga sudah berdatangan
dan akan dengan sabar menanti rangkaian acara. Bahkan ratusan warga telah
datang ke makam yang berada disebelah barat Dukuh Pantaran itu, sejak malam
sebelumnya. Mereka ada yang menginap di komplek pemakaman Ki Ageng Pantaran
tersebut. Mereka melakukan ziarah dan berdoa di makam Syeh Maulana Ibrahami
Maghribi atau yang disebut dengan Ngalap Berkah. Ngalap berkah,agar apa
yang menjadi keinginanya kesampaian. Usai acara pun masih banyak warga yang
berdatangan ke makam. Warga berdesakan masuk makam Syeh Maulana Ibrahim Mahribi
untuk memanjatakan doa.
Dalam
tradisi Bukak Luwur ini dimulai pada hari Kamis Sore dengan melakukan
pembersihan makam, kemudian malam harinya diadakan tirakatan di lokasi Makam
Syech Maghribi. Pada pagi harinya (yang bertepatan dengan hari jumat terakhir
bulan Asyuro) rangkaian acara akan diawali dengan kirab kain lurup makam, berikut
sesaji lainnya dari rumah juru kunci makam yang diikuti oleh warga setempat dan
para pengunjung. Sedangkan warga sekitar
datang kemakam dengan membawa makanan dan lauk pauknya untuk kenduri di makam.
Kemudian, acara penggantian lurup, tabur bunga,tahlilan,kenduri dan doa serta diakhiri
dengan tradisi Ngalap Berkah. Pada setiap acara ritual akhir bulan Sura
tersebut, pada pengunjung tidak hanya berasal dari Solo, Magelang, Jawa Timur, Jakarta,
bahkan Sumatera. Hawa dingin di lereng gunung Merbabu itu tak menyurutkan warga
untuk mengikuti ritual buka luwur di makam Syech Maulana Maghribi atau Ki
Ageng Pantaran. Menurut kepercayaaan masyarakat, kain lurup yang lama
ini bisa memberi berkah mencari rejeki.
Makam Syech Maulana
Maghribi atau Ki Ageng Pantaran tidak hanya dikunjungi pada saat Tradisi Buka
Luwur saja, tetapi juga ramai pada hari hari tertentu misaknya pada saat
menjelang bula suci Ramadhan atau di sebut Padusan. Pada hari hari biasa pun
ada saja yang berkunjung untuk ngalap berkah, apalagi pada saat malem jumat.
Banyak orang yang akan berdoa di Mushola yang ada disamping komplek makam.Kemudian
mereka akan menunggu pagi sambil tirakatan dengan pengunjung lainnya. Untuk
mengurangi dinginya udara malam, para pengunjung dapat memesan kopi dan makan
makan kecil di warung yang ada di depan komplek makam. Silahkan berkunjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar