Sabtu, 10 September 2016

DENGAN PUPUK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS JAGUNG KERING AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

jagungkeringampel.blogspot.com
DENGAN PUPUK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS JAGUNG KERING AMPEL KABUPATEN BOYOLALI
Koperasi Kelompok Tani Dk Gejayan Desa Ngampon di Ampel memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusianya. Kelompok tani Kelompok Tani Dk Gejayan Desa Ngampon berupaya memberikan pemahaman dan kesempatan kepada anggotanya agar bisa berkembang. Salah satu caranya melalui gerakan Sekolah Lapang pembuatan pupuk Organik di Dk Gejayan Desa Ngampon, Ampel Kab Boyolali. Yang di fasilitasi oleh Dinas Pertanian kabupaten Boyolali melalui penyuluh pertanian dari Unit Dinas Pertanian Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
 
Para kelompok tani (Poktan) “Gotong Royong” Dk Gejayan Desa Ngampon Kecamatan Ampel dusun itu mengikuti Sekolah Lapang Pengembangan Pertanian Organik. Jangan dibayangkan sekolah ini kegiatanya di ruang kelas dan penuh dengan meja dan kursi. Tetapi sekolah ini memberikan cara-cara pembuatan pupuk organik cair dengan menggunakan mikro organisme lokal (MOL) di rumah warga. Kegiatan sekolah lapang yang dijadwalkan 12-14 September 2016 ini diikuti khusus anggota Kelompok Tani “Gotong Royong” Dk Gejayan Desa Ngampon Kecamatan Ampel.  Sekolah lapang merupakan salah satu upaya dari salah satu petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)  dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BPPPK) Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolal. Kepala Desa Ngampon Harsono juga turut serta dalam kegiatan itu. “Sekolah lapang ini sangat bermanfaat bagi para petani. Setelah mampu membuat pupuk MOL sendiri, petani akan lebih irit dalam pembiayaannya,” ujar Harsono, Kepala Desa Ngampon, Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Pupuk organik cair yang dibuat Poktan “Gotong Royong” Dk Gejayan Desa Ngampon Kecamatan Ampel itu adalah pupuk yang menggunakan bahan baku yang mudah didapat di sekitarnya.  Sekolah lapang ini membuat pupuk cair yang mengandung unsur nitrogen, phospat dan kalium. Unsur-unsur ini merupakan unsur yang sangat dibutuhkan tanaman. 


Ketua Kelompok Tani “Gotong Royong” Dk Gejayan Desa Ngampon Kecamatan Ampel Rohmadi  mengatakan, pupuk MOL ini akan aplikasikan pada tanaman jagung.  Jagung ditanam di lahan percontohan dusun itu, di dua petak sawah dengan luas 10 hektare milik anggota koperasi dan Nasirun. Dari hasil panen di lahan percontohan itu diharapkan diperoleh kenaikan panen jagung kering. Hasil tersebtu diharapkan lebih bagus dibanding panen jagung kering sebelumnya. “Dengan pupuk MOL ini panen bisa lebih cepat waktunya,” ujarnya. Pada kesempatan itu, para peserta Sekolah Lapang mendapat pelajaran cara membuat pupuk organik cair yang diberikan para PPL BPPPK  Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Ia menjelaskan pupuk organik cair dengan bahan baku kulit nanas merupakan pupuk cair mikro organisme lokal yang mengandung nitrogen. Pupuk itu sangat baik untuk memacu pertumbuhan tanaman pada tahap awal. Pupuk ini baik digunakan saat pengolahan tanah sampai tanaman usia muda. Yaitu berkisar umur sampai dengan 10, 20, 30 atau 40 hari setelah tanam. Selain kulit nanas, bahan baku juga bisa menggunakan pepaya, limbah sayuran, rebung serta keong mas (siput). Ia juga menyampaikan pupuk dengan mikro organisme lokal yang mengandung unsur phospat. Pupuk ini sangat baik untuk pembungaan atau pembuahan pada tanaman. 


Dijelaskan, untuk membuat pupuk ini para peserta menggunakan bahan baku dari nasi sisa (sego wadang), daun bambu kering, bonggol pisang dan kulit buah coklat. Namun karena bahan baku kulit buah coklat sulit didapat, maka petani Sewukan jarang tidak menggunakannya sebagai bahan baku pupuk MOL. Pupuk ini digunakan masa pertumbuhan vegetatif atau 50 hari setelah tanam. “Bonggol pisang dicacah kemudian dicampur dengan tetes tebu sampai tumbuh jamur. Kemudian dicampur air. Air yang mengandung mikro organisme lokal itulah yg dipakai untuk pemupukan,” urai Indah. Sabut kelapa juga  merupakan bahan baku untuk membuat pupuk MOL yang mengandung kalium. Sabut kelapa ditumbuk kemudian direndam dalam air dan ditambah tetes tebu, direndam sekitar tujuh hari. Satu buah sabut kelapa yang sudah ditumbuk direndam dengan lima liter air dan dicampur seetengah gelas tetes tebu. “Jenis pupuk MOL ini merupakan pupuk yang berfungsi untuk penguatan tanaman agar tahan penyakit dan hama. Selain itu, sekolah lapang ini juga membuat pestisida nabati yang terbuat dari rempah-rempah untuk mencegah dan mengendalikan hama,” ungkapnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar